Tingkatkan Pengetahuan, Satpol PP dan BPBD Sulbar Gelar Simulasi Penanganan Gempa Lanjutan

Mamuju- Setelah beberapa hari lalu melakukan simulasi penanganan dan evakuasi mandiri saat terjadinya gempa bumi, hari ini, Jumat, 24/11/2023 BPDB kembali melakukan simulasi saat dan pasca terjadinya gempa bumi di Kantor Satpol PP dan Damkar Prov. Sulawesi Barat, Jl. Abd. Malik Pattana Endeng, Rangas, Mamuju.

Pada simulasi kali ini lebih menitik beratkan pada evakuasi mandiri dan penanganan korban yang diakibatkankan oleh timpahan bangunan ataupun terjebak dalam ruangan yang roboh. Penanganan korban disimulasikan dengan cara menangani dan mengevakuasi, memindahkan serta penanganan lanjutan diajarkan agar korban tidak mengalami luka yang semakin parah akibat penanganan yang salah.

Pada arahannnya dihadapan ratusan ASN lingkup Satpol PP, Inaldy dari BPBD Sulawesi Barat mengingatkan agar pada saat terjadi gempa jangan langsung lari ke luar ruangan tetapi cari tempat perlindungan yang aman. “Bapak Ibu apa yang selama ini terjadi, pada saat terjadi gempa maka langsung berlarian keluar ruangan, itu jangan dilakukan karena dapat mengakibatkan cedera yang lebih parah akibat penumpukan di pintu akses keluar, paling aman mencari tempat perlindungan terdekat yang diperkirakan kuat seperti berlindung dibawah meja dan menutup kepala, hindari dinding yang telah retak” ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan agar tetap memperhatikan kondisi sekitar dan hindari berada dibawah barang-barang yang tergantung di dinding seperti pigura foto atau lemari yang dapat jatuh menimpa.

“Kalau ada foto yang tergantung itu kita hindari sebisa mungkin karena potensi mencederai kalau terjatuh menimpa anggota tubuh, setelah goncangan sudah mereda barulah kita keluar secara teratur, dan jika sudah mengarah keluar jangan kembali lagi ke ruangan untuk mengambil sesuatu misalnya HP yang tertinggal sebelum dinyatakan aman” lanjutnya menjelaskan.

Diharapkan dengan simulasi maka keselamatan dapat dicapai karena setiap ASN telah memahami langkah apa yang akan diambil pada saat terjadi gempa yang datangnya tidak kita ketahui.

Pada simulasi itu juga dijelaskan tentang peran Tim Evakuasi yang bertugas untuk menyisir dan mencari korban yang mungkin saja ada didalam ruangan yang tidak sempat menyelamatkan diri. Kemudian Tim Evakuasi juga diharapkan memperhatikan kondisi sekitar, jangan sampai menolong tetapi situasi dan areanya berbahaya, jadi clearkan dulu area sekitar jangan sampai berbahaya bagi Tim Evakuasi itu sendiri. “Ingat prinsipnya, korban adalah korban, jangan sampai anda yang ingin menolong jadi korban juga. Jadi walaupun kita ingin menolong tapi kondisinya berbahaya bagi diri kita maka jangan dilakukan, karena kalau kita jadi korban siapa yang akan menolong, maka itu carilah bantuan dan peralatan yang dapat digunakan agar lebih aman” tegas Inaldy.

Peran Satpol PP saat gempa pun dapat dilakukan sebagai pengatur lalu lintas dan pengamanan gedung dan aset didalamnya. “Peran penting Satpol PP pada saat gempa dapat dilakukan dengan mengatur lalu lintas karena banyaknya orang yang lalu lalang dan sebagai pengamanan gedung dan aset, kita tau pada saat terjadi gempa banyak orang tidak bertanggung jawab yang mengambil kesempatan (mencuri, red) nah disitu peran Satpol PP menjaga aset negara. Diharapkan juga agar simulasi ini dilakukan dengan serius karena penting bagi kita saat terjadi bencana yang sesungguhnya” tutup Inaldi.

Kabid. Tibumtranmas, Hidayat Rachman yang turut hadir saat simulasi mengaku sangat mengapresiasi kegiatan simulasi tersebut, hal ini menurutnya akan mengurangi dampak akibat bencana dari segi jumlah korban apabila setiap orang dapat memahami cara evakuasi mandiri.

“ilmu ini sangat penting kita ketahui agar jangan saat gempa kita yng panik sehingga kalang kabut dan membahayakan bagi diri sendiri bahkan orang lain, saya berharap hal positif dapat kita tingkatkan lagi kedepan, juga agar kita sebagai Satpol PP dapat mengambil peran dalam penanganan gempa, bekerja sama dengan stake holder lain seperti BPBD, Dinas Sosial, SAR, Tim Medis dan sebagainya” kata Hidayat.

“Tentunya tupoksi kita sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban dapat juga berupaya agar masyarakat tidak termakan isu yang palsu (hoax), kita meredam dengan memberikan penjelasan sesuai dengan sumber yang valid seperti dari sumber BMKG, kita tau juga di WA terkadang bertebaran isu atau berita yang tidak benar tetapi diteruskan berkali-kali tanpa sumber yang jelas, ini akan menimbulkan keresahan sehingga masyarakat menjadi panik, misalnya gempa tidak berpotensi tsunami tapi dikatakan akan tsunami sehingga orang akan berbondong-bondong ke tempat tinggi/gunung dan dapat menimbulkan kemacetan lalu lintas di titik tertentu'” jelasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *