Mamuju – Mengawali hari kerja di penghujung bulan Juni, Gubernur Sulawesi Barat Suhardi Duka menghadiri kegiatan bedah buku berjudul “SDK Mendayung dari Hulu” yang berlangsung di Gedung Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Sulbar, Jalan Martadinata, Rangas, Mamuju.
Hadir Plt. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Provinsi Sulawesi Barat, H. Aksan Amrullah bersama pejabat instansi vertikal, kepala OPD dan beberapa siswa dan undangan lainnya. Senin 30 Juni 2025.

Meski mengulas kisah hidup Suhardi Duka, buku ini bukanlah biografi formal. Sebaliknya, lebih menyoroti perjalanan hidup seorang tokoh politik yang berasal dari kalangan masyarakat biasa. Suhardi Duka dibesarkan oleh orang tua yang bekerja sebagai PNS kecil dan petani. Namun, berbekal ketekunan dan keyakinan, ia berhasil menapaki jenjang politik hingga mencapai posisi sebagai Gubernur.
Dalam sambutannya, Suhardi Duka mengungkapkan bahwa dirinya sempat mempertanyakan mengapa buku tentang dirinya yang dipilih untuk dibedah. “Kenapa harus buku saya? Kenapa bukan buku lain?” tuturnya. Namun akhirnya ia menyetujui, menyadari bahwa kisah dalam buku tersebut bisa memberikan inspirasi bagi orang lain.
Sebelum terjun ke politik, Suhardi Duka merupakan pegawai negeri dengan pangkat III/d. Ia memilih keluar dari zona nyaman dan memulai karier politiknya sebagai Ketua DPRD Mamuju (2000–2005), lalu menjabat Bupati Mamuju selama dua periode (2005–2015). Meskipun sempat kalah dalam Pilgub 2018, ia bangkit kembali dan menjadi anggota DPR RI (2019–2024), hingga akhirnya terpilih sebagai Gubernur Sulbar dalam Pilkada 2024.
Baca juga : Sosialisasi Penggunaan Ruang Jalan, Plt. Kabid. PPUD Dermawan: Implementasi Panca Daya Gubernur Sulbar
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulbar, Khaerudin Anas, menyebut buku ini mendapat sambutan hangat dari Perpustakaan Nasional karena penuh dengan pesan moral dan semangat juang. Salah satu kutipan dalam buku yang menarik perhatian adalah:
“Kalau kau jatuh, cepat-cepatlah kau bangkit, jangan tunggu orang untuk kasih berdiri.“
Buku ini kini telah menjadi koleksi Perpustakaan Nasional RI dan direncanakan untuk diperbanyak serta disebarluaskan ke berbagai provinsi. Khaerudin berharap buku ini dapat menjadi bahan bacaan bermakna bagi kalangan muda dan menjadi inspirasi untuk melahirkan pemimpin-pemimpin baru dari kalangan masyarakat biasa.
“Politik bukan ruang gelap, tetapi bisa dihitung,” menjadi salah satu kutipan lain dari Suhardi Duka yang menggarisbawahi bahwa dunia politik bisa dimasuki dan dipahami oleh siapa pun yang berani berjuang.(*)